Ketidakstabilan Kurs Rubbel, Dampak terhadap Rupiah dan Alternatif Solusi

Seberapa kokoh pondasi suatu negara, bisa dilihat dari symptom stabilitas mata uangnya…struktur sistem keuangan global memang perlu terus dicermati karena “pertempuran (sentimen rubel vs dollar) itu” sedang dimulai…..Solusi  Taxing capital outflow dan Dorong export.

Ekonomi Rusia saat ini tengah mengalami kesulitan dalam beberapa bulan terakhir. Nilai rubel turun drastis sebanyak 19 persen dalam 24 jam terakhir, penurunan terburuk bagi rubbel dalam 16 tahun terakhir. Tekanan terhadap perekonomian rusia akibat tiga hal yakni, pertama, jatuhnya harga minyak, dan kedua adalah adanya sanksi ekonomi ke Rusia karena Kasus Crimea. Ketiga, dari sisi Industri minyak dan gas menghasilkan sekitar setengah dari pendapatan Rusia, jadi ketika harga minyak dunia jatuh dari $ 110 per barel awal tahun ini menjadi US $ 60, kondisi ini menekan pertumbuhan perekonomiannya. Di lain sisi sanksi yang dikenakan oleh Eropa dan Amerika Serikat dirancang untuk menghukum perusahaan Rusia atas tindakan Presiden Vladimir Putin di Ukraina, tentunya hal ini semakin memperburuk kinerja perekonomian Rusia.

Ketidakstabilan kurs mata uang rubbel akhir-akhir ini menimbulkan banyak kepanikan bagi investor. Ketakutan pedagang dan investor untuk mendapatkan uang atau aset  membuat mereka keluar dari Rusia. Sehingga Bank Sentral Rusia berusaha untuk mengintervensi kecenderungan ini, dengan menggunakan cadangan devisa untuk intervensi pasar dengan membeli rubbel dan mengumumkan kenaikan tingkat suku bunga. Dalam teori makro ekonomi jika Bank sentral menaikkan  suku bunga, maka investor diharapkan akan menyimpan uang mereka dalam bentuk rubbel. Namun untuk sementara ini langkah tersebut masih kurang kredibel dalam meyakinkan investor agar menyimpan uang mereka dalam bentuk rubbel.

Ketika perekonomian rusia makin terpuruk, maka mata uang melemah dan terjadi  kontraksi dalam pertumbuhan perekonomian dan inflasi meningkat tajam oleh karena itu selain langkah kebijakan ekonomi, Rusia perlu mengambil langkah-langkah untuk meyakinkan Eropa dan Amerika Serikat agar memperlunak sanksi ekonomi. Upaya ini perlu dilakukan guna  membendung kepanikan dan juga menawarkan solusi manfaat ekonomi yang konkret. Untuk melakukan itu, Rusia harus secara dramatis menarik kembali aktivitas militer di Ukraina walaupun rasanya sangat tidak mungkin.

Ukraina negara yang berbatasan dengan Uni Eropa dan Rusia. Ukraina menjadi wilayah yang dilewati saluran pipa gas ke Eropa, memiliki industri energi dan senjata. Ukraina menjadi penting bagi USA-Uni Eropa dan Rusia. Manfaat Ukraina bagi USA-Uni Eropa adalah sebagai negara penyangga (buffer state) dalam menghadapi pengaruh politik Rusia. Ukraina berbatasan dengan Polandia yang sudah terlebih dahulu masuk dalam Uni Eropa dan aktif sebagai anggota Nato. Jika Ukraina jatuh tidak ada lagi negara penyangga Eropa karena langsung berhadapan dengan Rusia. Eropa berupaya agar Ukraina dapat berintegrasi ke Uni Eropa dengan memberi bantuan pembangunan, jasa dan ketika Ukaina masuk akan di dukung pendanaan.

rusia

Sedang manfaat Ukraina bagi Rusia adalah untuk menghentikan pengaruh Nato (sejak 1990 berakhir perang dingin) di negara-negara pecahan Rusia sehingga berupaya agar tidak di bawah pengaruh Uni Eropa yang dapat menjadi ancaman bagi Rusia. Bagi USA dan Uni Eropa, Ukraina menjadi negara penyangga dalam menghadapi politik Rusia di Eropa. Membawa Ukraina ke lingkup pengaruh Rusia dengan mengambil alih kendali perekonomian Ukraina dan membangun infrastruktur energi di laut hitam untuk kepentingan ekonomi Rusia. Warm Water Policy-Politik Air Hangat Rusia untuk bisa berada di laut hitam. Rusia berupaya menguasai Ukraina untuk akses masuk ke Mediterania dan Arab, Timur Tengah melalui laut hitam yang menjadi wilayah Ukraina. Ukraina bekas negara bagian Uni Soviet yang kaya dimana terdapat industri berat, industri senjata, energi, dan saluran pipa gas dari Rusia ke Uni Eropa.

Kondisi perekonomian dunia yang saling kait mengkait tentunya akan berdampak domino effect ke negara-negara yang memiliki mitra dekat dengan Rusia tidak terkecuali Indonesia. PTT Pcl perusahaan minyak berbasis di Bangkok misalnya merosot 4,9 persen, menyeret indeks saham Thailand turun terbesar sejak Januari. Demikian pula China Mobile Limited jatuh ke tujuh minggu rendah. China Ponsel jatuh 1,9 persen ke penutupan terendah sejak 27 Oktober 2014 di Hong Kong. Tencent Holdings Ltd (700) meluncur ke posisi terendah enam bulan.

Kondisi global ini pula menyebabkan mata uang Rupiah jatuh ke level terendah sejak krisis keuangan Asia pada tahun 1998 sebagai peningkatan pembelian dolar oleh perusahaan lokal sebelum akhir tahun. Tentunya kondisi perekonomian Rusia yang memburuk perlu disikapi dengan kebijakan-kebijakan yang tepat, agar tidak menjalar ke Indonesia. Indonesia masih beruntung saat ini karena jatuhnya kurs ini tidak terlalu banyak membuat perekonomian semakin terpuruk, karena selama ini perekonomian Indonesia didukung fundamental ekonomi yang masih solid. Subsidi minyak yang sudah dipangkas di APBN membuat belanja pemerintah semakin efektif.

Turunnya kurs rupiah mestinya disikapi dengan optimalisasi program ekspor ke negara-negara mitra tradisional maupun pengembangan ekspor ke negara mitra non tradisional. Dengan rupiah yang sedikit melemah maka insentif ekspor Indonesia ke luar negeri otomatis menjadi menarik mengingat harga barang ekspor dari Indonesia menjadi relatif murah di mata pengimpor. Potensi ini perlu dimanfaatkan secara optimal, dengan mencari pasar-pasar baru terutama negara-negara yang permintaan impor terhadap barang Indonesia tinggi. Atau Indonesia perlu melakukan diversifikasi barang-barang ekspor dengan terlibat dalam global value chain.

Grafik 1. Perdagangan Indonesia Ukrainia

ukrainia

Perdagangan Indonesia Ukrainia terkonsentrasi pada perdagangan non migas, dengan unggulan ekspor di sektor pertanian.

Sekiranya dirasa tekanan rupiah semakin menguat jangka pendek maka peran intervensi BI dalam menahan jatuhnya kurs perlu dilakukan, dan tentunya langkah ini akan menggerus devisa apabila dilakukan dalam jangka panjang. Langkah alternatif selanjutnya kalau terpaksa maka perlu diperketat arus modal keluar dengan memberikan diinsentif untuk capital outflow, misalnya dengan memajakinya.

Grafik 2. Kurs Indonesia USD dan Rubbel USD

rubel

Berdasarkan data di atas, kurs IDR terhadap USD terus mengalami pelemahan sampai dengan tahun 2015, namun IDR terus menunjukan kecenderungan yang menguat terhadap Rubbel sampai dengan tahun 2015.  Namun demikian dalam hal investasi dan perdagangan, Rusia hubungan langsung yang sangat rendah ke Indonesia. Dengan demikian, apa pun yang terjadi pada Rusia tidak mungkin memiliki dampak yang signifikan terhadap Indonesia.

Ketidakstabilan Kurs Rubbel, Dampak terhadap Rupiah dan Alternatif Solusi

Leave a comment